Gendisayu.com | Jurnal Lain – Siapa bilang lulusan program studi farmasi hanya terpaku pada profesi apoteker. Nyatanya lulusan bidang farmasi menawarkan beragam prospek kerja yang menarik dan menantang, baik di industri kesehatan maupun non-kesehatan. Lantas kira-kira apa saja peluang karir lulusan farmasi? Berikut ulasannya.
Berbagai Peluang Karir Lulusan Farmasi
Beberapa waktu lalu, saat Bapak Gendis sakit, tiba-tiba dia nyeletuk:
Aku sih nggak apa-apa kalau Gendis tertarik di dunia kesehatan. Mau jadi bidan, dokter, atau farmasi, nggak masalah. Akan aku usahakan.
Sebagai orangtua, kami memang sepakat untuk memberikan support pada cita-cita Gendis. Selama cita-citanya baik dan bisa memberi manfaat untuk orang banyak, kami akan ‘ugal-ugalan’ memberikan dukungan. Berbicara tentang farmasi, ternyata lulusan farmasi itu punya peluang karir yang luas, tak terbatas hanya menjadi apoteker saja. Lantas apa saja peluang karir lulusan farmasi?
1# Peluang Karir Lulusan Farmasi di Lembaga Kesehatan
Peluang lulusan farmasi dapat meniti karir di lembaga kesehatan dengan menempati beberapa posisi, seperti:
- Apoteker, bertanggung jawab atas penyediaan obat, edukasi tentang penggunaan obat, dan optimalisasi terapi pasien di apotek, rumah sakit, puskesmas, klinik, dan institusi kesehatan lainnya.
- Spesialisasi: Apoteker Klinik, Apoteker Rumah Sakit, Apoteker Komunitas, Apoteker Industri.
- Keterampilan: Kemampuan komunikasi yang efektif, pengetahuan farmakologi dan terapi obat yang mendalam, kemampuan analisis data, dan problem solving.
- Tenaga Kefarmasian, membantu apoteker dalam tugasnya, meliputi peracikan obat, penyiapan sediaan farmasi, dan pengujian mutu obat.
- Spesialisasi: Tenaga Kefarmasian Produksi, Tenaga Kefarmasian Distribusi, Tenaga Kefarmasian Klinik.
- Keterampilan: Kemampuan teknis dalam meracik dan menyiapkan obat, pengetahuan regulasi farmasi, dan kemampuan bekerja sama dalam tim.
- Analis Laboratorium: Melakukan pemeriksaan sampel darah, urine, dan jaringan tubuh untuk mendiagnosis penyakit dan memantau kesehatan pasien.
- Spesialisasi: Analis Hematologi, Analis Kimia Klinik, Analis Mikrobiologi.
- Keterampilan: Kemampuan teknis dalam pemeriksaan laboratorium, pengetahuan patofisiologi dan biokimia, dan kemampuan interpretasi data.
2# Kontribusi di Industri Farmasi:
- Peneliti: Berperan dalam pengembangan obat baru, formulasi obat, dan metode analisis farmasi. Bekerja di perusahaan farmasi, lembaga penelitian, atau universitas.
- Bidang Penelitian: Pengembangan Obat Anti-Kanker, Formulasi Obat Nanoteknologi, Pengembangan Metode Analisis Biokimia.
- Keterampilan: Berpikir kritis, memecahkan masalah, bekerja mandiri dan dalam tim.
- Quality Control: Memastikan kualitas produk farmasi mulai dari bahan baku hingga produk akhir. Menerapkan standar mutu dan melakukan pengujian untuk memastikan keamanan dan efektivitas obat.
- Spesialisasi: Quality Control Produksi, Quality Control Distribusi, Quality Control Klinik.
- Keterampilan: Pengetahuan regulasi farmasi dan Good Manufacturing Practices (GMP), kemampuan pengujian laboratorium, dan analisis data.
- Sales dan Marketing: Menjual dan memasarkan produk farmasi ke apotek, rumah sakit, dan institusi kesehatan lainnya. Membangun hubungan dengan pelanggan dan memberikan informasi produk.
- Spesialisasi: Sales Representative, Medical Representative, Product Specialist.
- Keterampilan: Komunikasi yang baik, pengetahuan produk farmasi, negosiasi dan presentasi.
3. Menebar Ilmu dan Membentuk Generasi Ahli Farmasi:
- Dosen: Mengajar di program studi farmasi di universitas, membagikan ilmu dan pengalaman kepada generasi penerus ahli farmasi.
- Bidang Pengajaran: Farmakologi, Kimia Farmasi, Biofarmasi.
- Keterampilan: Kemampuan mengajar yang baik, pengetahuan farmasi yang mendalam, dan kemampuan penelitian.
- Instruktur: Memberikan pelatihan dan edukasi tentang farmasi kepada tenaga kesehatan seperti apoteker, perawat, dan bidan.
- Topik Pelatihan: Penggunaan Obat yang Rasional, Pelatihan CPOB (Cara Penyimpanan Obat yang Baik), Pelatihan Farmakovigilans.
- Keterampilan: Komunikasi yang baik, pengetahuan farmasi yang up-to-date, dan presentasi.
- Penulis: Menulis artikel, buku, atau jurnal ilmiah tentang farmasi. Menyebarkan informasi dan pengetahuan farmasi kepada masyarakat.
- Topik Penulisan: Edukasi tentang Obat Bebas dan Obat Resep, Penjelasan tentang Efek Samping Obat, Informasi tentang Penggunaan Obat pada Kelompok Pasien Tertentu.
- Keterampilan: Menulis yang baik, kemampuan research, dan dissemination of knowledge.
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI): Wadah Perjuangan dan Pengembangan Profesi Ahli Farmasi di Indonesia
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) yang didirikan pada tanggal 13 Februari 1946 di Yogyakarta adalah organisasi yang awalnya didirikan untuk menampung aspirasi dan kepentingan Asisten Apoteker (AA). Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan regulasi, AA kemudian bertransformasi menjadi Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK). PAFI pun menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut dan terus berfokus pada pengembangan dan pembinaan profesi TTK di Indonesia.
PAFI memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:
- Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di Indonesia.
- Meningkatkan kesejahteraan anggota.
- Mengembangkan pendidikan dan pelatihan TTK.
- Melakukan advokasi dan memperjuangkan hak-hak TTK.
- Bekerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk kemajuan profesi farmasi.
Peran dan Fungsi PAFI
PAFI bukan sekadar organisasi profesi biasa. Bagi para TTK di Indonesia, PAFI bagaikan keluarga kedua. Di sinilah mereka menemukan wadah untuk saling menguatkan, belajar bersama, dan berkontribusi bagi kemajuan profesi.
PAFI aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menunjang pengembangan anggotanya, seperti:
- Seminar dan workshop untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan TTK.
- Advokasi dan lobi kebijakan untuk memperjuangkan hak-hak TTK.
- Pemberian bantuan hukum dan pendampingan bagi TTK yang mengalami permasalahan dalam menjalankan tugasnya.
- Kerjasama dengan institusi pendidikan untuk mengembangkan kurikulum pendidikan TTK yang berkualitas.
- Pembinaan dan pengembangan organisasi PAFI di tingkat daerah.
Penutup
Lulusan program studi farmasi tidak hanya terpaku pada profesi apoteker. Berbagai peluang karir yang menarik dan menantang menanti mereka, baik di industri kesehatan maupun non-kesehatan. Apalagi dengan adanya Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) yang bukan hanya organisasi profesi, tetapi juga kekuatan pendorong kemajuan bagi TTK dan dunia kefarmasian di Indonesia. Dedikasi, kegigihan, dan semangat kebersamaan yang diusung PAFI akan terus mengantarkan profesi TTK menuju masa depan yang lebih cerah dan gemilang.
Apabila kalian tinggal di Kota Bengkulu dan berprofesi sebagai ahli farmasi, kalian bisa mendaftarkan diri sebagai anggota PAFI Bengkulu melalui link pafikotabengkulu berikut.