Gendisayu.com | Ramadan Blog Challenge – Berbagai daerah di Indonesia memiliki adat istiadat yang berbeda-beda dan kerap kali mempengaruhi perkembangan kebudayaan atau tradisi di daerah tersebut. Saat menyambut kedatangan bulan Ramadhan misalnya, setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai tradisi yang unik dan menarik. Beragam tradisi Ramadan di berbagai daerah di Indonesia ini membuat vibes bukan suci ini mulai terasa bahkan jauh-jauh hari sebelumnya.
Datangnya bulan Ramadhan memang selalu ditunggu-tunggu oleh kaum muslimin di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Bagi umat Islam, bulan Ramadhan adalah salah satu bulan dalam kalender Hijriyah yang istimewa.
Karena hanya di bulan Ramadhan lah terdapat malam Lailatul Qadar yang nilainya sama dengan 1000 bulan, Ramadhan adalah bulan Al-Quran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, di bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, setiap amal yang dilakukan oleh kaum muslimin di Bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya, dan bulan Ramadhan juga merupakan bulan yang penuh ampunan.
Karena itu, tak heran apabila kehadirannya selalu disambut dengan gegap gempita oleh kaum muslimin, yang kemudian mencoba mengekspresikannya melalui tradisi-tradisi unik seperti berapa tradisi berikut ini.
Tradisi Ramadan Indonesia: Riau dengan Pacu Jalur
Pacu Jalur adalah Festival mendayung perahu (Jalur). Pada awalnya, festival Pacu Jalur diselenggarakan untuk merayakan hari raya Idul Fitri oleh masyarakat Riau.
Belakangan, festival ini lebih sering digunakan untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus.
Festival Pacu Jalur merupakan tradisi turun-temurun yang diwariskan lebih dari 100 tahun oleh nenek moyang masyarakat Kuansing.
Jawa Timur: Megengan
Di Jawa Timur ada tradisi megengan yang merupakan bagian dari budaya Jawa. Budaya ini secara umum dimaksudkan untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan.
Megengan sendiri biasanya dilaksanakan pada malam terakhir bulan Sya’ban.
Adapun praktek megengan di berbagai daerah di Jawa Timur sangat beragam. Ada yang mengisinya dengan kegiatan tahlilan atau istighosah hingga doa bersama dan kenduri.
Di sejumlah daerah, ada yang menyelenggarakannya dengan acara tabur bunga di makam leluhur atau yang lebih dikenal dengan istilahnya “nyekar.”
Dan, ada pula yang merayakannya dengan mengantar makanan atau berkat ke tetangga dan sanak famili.
Aceh: Meugang
Tradisi Meugang merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Aceh dalam menyambut Ramadhan, hari raya Idul Fitri, dan hari raya Idul Adha.
Tradisi ini biasanya diisi dengan memasak dan menikmati daging sapi atau daging kambing bersama keluarga serta yatim piatu.
Menurut beberapa catatan sejarah, tradisi meugang di Aceh ini sudah ada sejak masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Sumatra Barat: Malamang
Malamang adalah sebutan untuk tradisi memasak makanan tradisional yang disebut lemang di Sumatera Barat.
Tradisi malamang ini ditujukan untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan dan berbagai hari-hari besar Islam lainnya, seperti hari raya Idul Fitri hingga Maulid Nabi.
Tradisi malamang untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan biasanya dilangsungkan sejak 1 minggu atau 3 hari menjelang masuknya bulan Ramadhan.
Malamang sendiri adalah sebutan untuk kegiatan memasak ketan yang disebut puluik yang dibungkus daun pisang dan dikemas di dalam bambu.
Jawa Barat: Munggahan
Tradisi Ramadhan di Jawa Barat yang populer salah satunya adalah tradisi munggahan.
Tradisi ini biasanya diisi dengan kegiatan bersih-bersih makam keluarga, membersihkan diri (mandi), dan saling maaf-memaafkan dengan keluarga atau tetangga dan juga teman-teman.
Jawa Tengah: Nyadran
Masyarakat Jawa Tengah juga punya tradisi Ramadhan yang disebut “nyadran.”
Nyadran merupakan rangkaian tradisi ziarah kubur menjelang Ramadhan, padusan atau mandi di sungai, bersih-bersih lingkungan, dan kenduri.
Jogja: Padusan
Di Jogja dan di beberapa daerah di Jawa Tengah juga terdapat tradisi Ramadhan yang unik. Salah satunya adalah tradisi padusan (mandi) yang dilakukan sehari menjelang Ramadhan.
Tradisi padusan ini bermakna membersihkan jiwa dan raga sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
Pada zaman dahulu, tradisi padusan ini biasanya dilakukan di tempat-tempat yang dianggap keramat.
Namun di era modern, tradisi Ramadan Indonesia ini bisa dilakukan di mana saja. Baik itu di sungai, di kolam, atau bahkan di kamar mandi rumah sendiri.